Wednesday, May 25, 2011

Cara Efektif Melatih Anak Bercakap

Mengapa Anak Saya Lambat Bercakap??

Faktor-faktor penyebab ialah:

1) Mengalami masalah pendengaran.

2) Perkembangan otak yang lembab (otak yang menguasai kemampuan untuk berkomunikasi lambat berinteraksi)

3) Masalah keturunan (faktor ini adalah sedikit untuk ditakrifkan, akan tetapi boleh dikategorikan juga sebagai punca anak lambat bercakap).



4) Komunikasi dengan ibubapa - Interaksi antara ibubapa dgn anak yg negatif. Jarang berkomunikasi, perbendaharaan kata-kata dengan anak-anak kurang, kurang melatih anak untuk berfikir dan bercakap secara logik (suka cakap pelat dengan anak-anak).

5) Tidak pernah melatih atau mengajar anak untuk mengekspresikan diri sejak awal lagi. Cenderung melatih anak menjadi pendengar yang pasif. Tidak pernah memberi peluang pada anak untuk mereka bercakap.

6) Pengaruh televisyen - menggalakkan kanak-kanak yang masih dibawah usia menonton TV yang secara tidak langsung membuatkan anak menjadi pendengar yang pasif. Ketika si anak menonton TV, mereka lebih bersikap sebagai penerima tanpa mencerna dan memproses maklumat yang didengar.

Tahap Perkembangan Kemampuan Anak Bercakap

0-8 Minggu

Pada masa awal, seorang bayi akan mendengar dan mencuba mengikuti suara yang didengarnya. Sebenarnya tidak hanya itu, sejak lahir ia sudah belajar mengamati dan mengikuti gerak tubuh serta ekspresi wajah orang yang dilihatnya dari jarak tertentu.
Walaupun masih bayi, seorang anak akan mampu memahami dan merasakan adanya komunikasi dua arah dengan memberikan respon lewat gerak tubuh dan suara.
Sejak dua minggu pertama, anak sudah mula terlibat dengan perbualan, dan pada minggu ke-6 ia akan mengenali suara ibunya, dan pada usia 8 minggu,anak mulai mampu memberikan respon terhadap suara yang dikenalinya.

Tindakan :

1. Semakin ibubapa menstimulasi anaknya dengan cara mengajaknya bercakap-cakap dan menunjukkan sikap yang mendorong munculnya respon dari si anak, maka si anak akan semakin tertarik untuk belajar untuk berbicara. Malah, kualiti percakapan juga akan lebih baik. Jadi, teruslah mengajak anak anda bercakap-cakap sejak hari pertama kelahirannya.

2. Jalinlah komunikasi dengan dihiasi oleh senyuman anda, pelukan, dan perhatian. Dengan demikian anak anda akan termotivasi untuk berusaha memberikan responnya.

3. Tunjukkanlah selalu kasih sayang melalui peluk-cium, dan kehangatan yang mampu dirasakan melalui intonasi suara anda. Dengan demikian, anda menstimulasi terjalinnya ikatan emosi yang erat antara anda dengan anak-anak anda sekaligus dapat membahagiakan si anak.

4. Selama berhubung dengan anak-anak anda, jangan lupa untuk melakukan ekspresi mata secara intensif kerana dari pandangan mata tersebutlah si anak dapat merasakan perhatian, kasih sayang, cinta, dan pengertian. Jika sedang bicara, tataplah matanya dan jangan membelakangi dia.

5. Jika anak anda menangis, jangan didiamkan saja. Kita sering keliru, bahawa sekiranya bayi menangis sebaiknya dibiarkan shja supaya anak tidak mnjadi manja. Padahal, satu-satunya cara seorang bayi yang baru lahir untuk berkomunikasi dan menyatakan keinginan dan keperluannya (haus, lapar, kedinginan, kepanasan, emosional, kelelahan, kebosanan) adalah tangisan. Jika tangisannya tidak anda pedulikan, lama-kelamaan anak akan berasa kecewa kerana kehendaknya diabaikan. Seharusnya anda melunaskan keperluan dan keinginannya. Untuk itu, ibubapa haruslah belajar memahami dan mengerti bahasa isyaratnya.

8-24 Minggu

Setelah si anak pandai mengekspresikan dirinya melalui gerak tubuh, si anak akan mula bercakap dengan bahasa-bahasa yang mudah dan lucu didengari ... "eh", "ah", "uh", "oh" dan disusuli dengan konsonan "m", "p", "b", "j" dan "k". Pada usia 12 minggu, si anak sudah mula bercakap "aaahhh", "bahbah", "gaagaa" dan pada usia 16 minggu, ia akan berupaya utk ketawa atau menjerit riang dan suka merungut atau merengek. Pada usia 24 minggu, si anak mulai berkata "ma", "da", "ba" dan sebagainya. Pada peringkat usia ini, si anak sudah mula menunjukkan tanda-tanda yang dia mampu fahami apa yang orang lain katakan padanya. Jika anda sedar, pada peringkat ini, si anak suka mengulangi bercakap apa yang didengari dari suaranya sendiri.

Tindakan :

1. Untuk mampu berbicara, seorang anak memerlukan latihan mekanisme berbicara melalui latihan gerakan mulut, lidah, bibir. Sebenarnya, aktiviti menghisap, menjilat, menyemburkan gelembung dan mengunyah merupakan kemampuan yang diperlukan. Oleh sebab itu, latihlah anak anda baik dengan permainan mahupun dengan makanan.

2. Selalu menyanyikan lagu untuk anak anda dengan lagu-lagu kanak-kanak yang sederhana dan lucu, secara berulang dengan penekanan pada rima dan liriknya. Menyanyilah dengan diselangi permainan-permainan yang bernada serta menarik. Jadi, luangkan lah masa anda untuk terlibat dalam kegiatan menarik seperti ini agar kemampuan bicara dan berbahasa anak anda lebih cepat berkembang.

3. Salah satu cara seorang anak berkomunikasi di usia ini adalah melalui tertawa. Oleh sebab itu, luangkan masa bergurau dengannya, ketawa, membuat suara-suara dan gaya lucu agar kemampuan komunikasi dan interaksinya meningkat dan mendorong tumbuhnya kemampuan bahasa dan bicara.

4. Setiap bayi yang baru lahir, mereka akan belajar melalui pengulangan suatu pola, kegiatan, nama atau peristiwa. Melalui mekanisme ini, anda mulai mampu mengenalkan kata-kata yang bermakna pada anak pada saat melakukan aktiviti rutin, seperti: pada waktu makan, anda boleh katakan "nyam-nyam"

28 minggu - 1 tahun

Usia 28 minggu seorang anak mulai mampu mengucapkan "ba", "da", "ka" secara jelas. Bahkan semasa menangis pun vokal suaranya sangat lantang dan dengan penuh intonasi. Pada usia 32 minggu, ia akan mampu mengulangi beberapa suku kata yang sebelumnya sudah mampu diucapkannya. Pada usia 48 minggu, seorang anak mulai mampu sedikit demi sedikit mengucapkan sepatah kata yang bermakna. Selain itu, ia mulai mengerti kata "tidak" dan mengikut intonasi sederhana seperti "bye-bye" atau main "cak-baa". Ia juga mulai mampu meniru bunyi binatang seperti "guk", "kuk", "cak".

Tindakan:

1. Jadi model yang baik untuk anak anda terutama pada masa ini lah mereka mula belajar meniru kata-kata yang didengarnya dan mengucapkannya kembali. Ucapkan kata-kata dan kalimat anda secara perlahan, jelas dengan disertai tindakan (agar anak memahami ertinya atau kaitan antara kata yang anda ucapkan dengan tindakan kongkritnya), dan jangan lupa, bahasa tubuh dan ekspresi wajah anda juga harus disertakan.

2. Anak anda akan belajar bercakap dengan bahasa yang tidak jelas bagi anda. Jadi, ini lah masanya untuk anda berdua (anda dengan anak-anak) saling belajar supaya saling memahami keinginan dan maksud berdua. Jadikan kegiatan ini sebagai salah satu bentuk permainan yang menarik agar anak anda tidak patah semangat untuk terus mencuba mengucapkan secara jelas.

Namun, jika anda malas memperhatikan "suaranya", apa yang dimaksudnya, dan tidak mengulangi suaranya, atau bahkan ekspresi wajah anda membuat dirinya jadi enggan mencuba, maka anak anda akan merasa bahawa "tidak mungkin baginya untuk cuba mengekspresikan keinginan kerana orang dewasa tidak akan mampu memahami dan tidak akan melayaninya".

3. Kadang-kadang, ikutlah sebutannya, namun, anda juga perlu mengucapkan kata dengan betul. Jika anak berhasil mengucapkan suatu suku kata atau kata dengan betul, berilah pujian yang disertai dengan pelukan, ciuman, tepuk tangan dan sampaikan padanya, "wah.. pandainya dia".

4. Jika mengucapkan satu kata, sertakan dengan penjelasan ertinya. Lakukan hal ini secara berterusan meskipun tidak semua dia dapat memahaminya. Penjelasan boleh dilakukan dengan menunjukkan gambar, gerakan, sikap tubuh atau pun ekspresi.

1 tahun - 18 bulan

Pada usia setahun, seorang anak akan mampu mengucapkan dua atau tiga patah kata yg bermakna. Sebenarnya, ia juga sudah mampu memahami sebuah objek sederhana yang ditunjukkan padanya. Pada usia 15 bulan, anak mulai mengucapkan dan meniru kata yang sederhana dan sering didengarnya untuk kemudian mengekspresikannya pada keadaan/ situasi yang tepat. Usia 18 bulan, ia sudah mampu menunjuk objek-objek yang dilihatnya di dalam buku dan dijumpainya setiap hari. Selain itu ia juga mampu menghasilkan lebih kurang 10 kata yang bermakna.

Tindakan :

1. Perkenalkan anak anda dengan berbagai2 jenis suara, bunyi, seperti misalnya bunyi kenderaan, motor, kucing, anjing, dll. Kenalkan pula pada bunyi2 yang sering didengarnya sehari-hari, seperti pintu terbuka-tertutup, bunyi air, bunyi angin berdesir di pepohonan, kertas dicarik, benda jatuh, dn sebagainya.

2. Kerap membacakan buku-buku yang sederhana namun sarat dengan cerita yang menarik untuk anak dan gambar serta warna yang "eye catching". Tunjukkan objek-objek yang terlihat di buku, sebutkan namanya, jelaskan apa yang sedang dilakukannya, bagaimana jalan ceritanya. Minta lah padanya untuk mengulang nama yang anda sebutkan, dan jangan lupa, berilah pujian jika ia berjaya mengingat dan mengulang nama yang anda sebutkan.

3. Jika sedang bersamanya, sebutkan nama-nama benda, warna dan bentuk pada setiap objek yang dilihatnya.

4. Mula memperkenalkan anak dgn angka melalui kegiatan seperti mengira benda-benda yang sedang dibuat permainan. Lakukan dalam suasana yang santai dan selesa agar anak2 tidak merasa sebarang tekanan untuk menguasai kemampuan trsebut.

2 tahun - 3 tahun

Seorang anak mulai menguasai 200 - 300 kata dan gemar bercakap sendirian (bermonolog). Anak2 akan mula memperhatikan kata-kata yang baru didengarnya untuk dipelajari secara diam-diam. Mereka mulai mendengar pesanan2 yang bermakna, yang memerlukan perhatian dengan penuh minat dan perhatian. Perhatian mereka juga semakin luas dan semakin bervariasi.

Mereka juga semakin lancar bercakap, meski pun percakapannya masih belum sempurna. Anak di usia ini juga semakin tertarik mendengar cerita yang lebih panjang dan kompleks. Jika diajak bercakap-cakap, mudah bagi mereka untuk melompat dari satu topik perbicaraan ke topik yg lain.

Selain itu, mereka sudah mampu menggunakan kata hubung seperti "dengan", misalnya "ani pergi ke pasar dengan ibu", untuk menggambarkan dan menyambung dua situasi yang berbeza.

Pada usia ini mereka juga boleh menggunakan kata "aku", "saya" "kamu" dengan baik dan benar. Dengan kata-kata yang mereka fahami, mereka semakin memahami perbezaan antara yang terjadi pada masa lalu, masa kini dan masa sekarang.

Tindakan :

1. Pada usia ini, anak anda akan lebih senang bercakap-cakap dengan anak-anak-anak seusianya dari pada dengan orang dewasa. Untuk melatih mereka berkomunikasi dengan baik ialah dengan menghantar anak ke tadika/ prasekolah yang ramai kanak-kanak, agar si anak mampu mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosial. Meskipun demikian, bahasa dan kata-kata yang diucapkan masih bersifat egosentris, namun lama kelamaan akan lebih bersifat sosial seiring dengan perkembangan usia dan perluasan jaringan sosialnya.

2. Kerap menceritakan kisah menarik pada anak anda, kerana sebenarnya cerita juga merupakan media atau cara untuk mengekspresikan emosi, meluahkan emosi yang disimpannya dalam hati, dan belajar berempati. Dari kegiatan ini pula anak anda tidak hanya belajar utk berani mengekspresikan diri secara verbal malah juga belajar cara utk bersosial.

3. Ceritakan padanya kisah yang lebih kompleks dan kenalkan beberapa perkataan baru sambil menerangkan ertinya. Lakukan ini secara berterusan agar ia dapat mengingatinya dan mengenalinya dengan mudah ketika anda mengulang cerita itu kembali di lain waktu.

3 -4 tahun

Anak mulai mampu menggunakan kata-kata yang bersifat perintah; hal ini juga menunjukkan adanya rasa percaya diri yang kuat dalam menggunakan kata-kata dan menguasai keadaan. Mereka mudah sekali mengenali kata-kata baru dan terus berlatih untuk menguasainya.

Mereka menyedari, bahawa dengan perkataan mereka dapat mengendalikan situasi seperti yang diinginkannya, mampu mempengaruhi orang lain, dapat mengajak teman-temannya atau ibunya bermain.

Mereka juga mulai mengenali konsep-konsep tentang kemungkinan, kesempatan, dengan "andaikan", "mungkin", "misalnya", "kalau". Perbendaharaan katanya semakin banyak dan bervariasi seiring dengan peningkatan penggunaan ayat yang utuh. Anak-anak itu juga semakin kerap bertanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu mereka, seperti "Menapa dia Mak?", "Dia buat apa tu Mak?", "Nak ke mana?"

Tindakan :

1. Elakkan sikap membetulkan kesalahan pengucapan kata anak secara langsung, kerana itu akan membuatnya malu dan malah akan mematahkan semangatnya untuk belajar dan berusaha. Anda boleh mengulangi kata-kata tersebut secara jelas seolah2 anda mengesahkan apa yang dimaksudkannya. Dengan demikian, ia akan memahami kesalahannya tanpa berasa malu.

2. Pada usia ini, seorang anak sudah mula memahami penjelasan yg sederhana. Oleh sebab itu, anda boleh mencuba untuk ajaknya perbincangan soal-soal yang agak sederhana; dan tanyakan apa pendapatnya tentang persoalan itu. Dengan cara itu, anda melatih cara dan proses penyelesaian masalah pada anak anda setahap demi setahap. Hasil dari bertukar pendapat tersebut sebenarnya juga meningkatkankan self-esteem anak kerana ia akan berasa pendapatnya didengari oleh orang dewasa.

3. Mulai menggunakan ayat yang panjang dan kompleks, agar anak mulai belajar meningkatkan kemampuannya dalam memahami ayat. Untuk mengetahui samada anak faham atau tidak, anda boleh melihat respon dan reaksinya; jika ia melakukan apa yang anda inginkan, terbukti anak mampu memahami kata2 anda.

4. Anak-anak sangat gemar berbisik kerana bagi mereka ia amat menyeronokkan dan berbisik juga adalah salah satu cara anak2 mengekspresikan perasaan, dan rasa ingin tahu mereka.

5. Gunakan kisah2 dongeng dan fantasi yang sebenarnya mencerminkan dunia anak kita dan memakainya sebagai suatu cara untuk mengajar banyak perkara tanpa menyinggung perasaannya. Dengan itu, anda akan memperkenalkan kepadanya konsep-konsep tentang moral, nilai-nilai, sikap yang baik dan jahat, keadilan, kebajikan dan mesej-mesej moral yang lain. Jadikanlah saat-saat bersama anak anda sebagai masa yang menyenangkan, ceria, santai dan segar. Jadikan ini suatu kebiasaan pada waktu-waktu tertentu, seperti sebelum tidur atau di waktu siang hari.

Yang paling utama ialah, ibubapa harus menghabiskan masa sekurang-kurangnya 2 jam sehari untuk perbincangan/ komunikasi dengan anak-anak. Dengan kaedah itu kita akan lebih mengenali isihati dalamannya. : )

Tuesday, May 24, 2011

Mengajarkan Matematik pada bayi dan kanak-kanak dengan Dot Cards (Kaedah Glenn Doman)




Menurut satu kajian yg dijalankan oleh Institutes of Achieving Human Potential, anak2 dilahirkan dgn kebolehan untuk memahami kuantiti melalui penglihatan.

Seorang kanak2 dikenali sebagai Rainman mampu memberitahu jumlah batang pencungkil gigi dengan hanya melihat tanpa mengiranya! Oleh itu tidak mustahil kanak2 lain juga mampu melakukannya dan mereka mungkin akan kehilangan kemampuan luar biasa ini jika kita tidak membantu mereka dengan membina dan mengembangkan kebolehan ini.

Glen Doman telah memperkenalkan kaedah dots bagi membantu kanak2 belajar dengan mengaplikasikan kebolehan tersebut.

Apakah KAEDAH DOTS?

Kaedah ini menggunakan flash card dengan dots, menambahkan jumlah dots di atas kad, memperkenalkankan kanak2 kepada kuantiti, kemudian kepada operasi pengiraan melalui kuantiti tersebut, dan akhirnya menguasai pengiraan matematik ke tahap yang lebih kompleks.


Oleh sebab kanak2 mempelajari operasi matematik dengan menggunakan dots(kuantiti) tidak dengan angka (simbol yg tak bermakna!), maka mereka belajar dengan cara MEMAHAMI bagaimana utk menyelesaikan masalah pengiraan, berbanding dengan mengingat formula2 untuk mendapatkan jawapan yg tepat.

Apakah ia berkesan?

Keberkesanan kaedah ini pastinya bergantung kepada kanak2 itu sendiri dan usaha kedua ibubapanya. Melalui proses pembelajaran kaedah ini.. insyaAllah dapat melatih dan menajamkan daya penglihatannya serta anak2 dapat menghabiskan masa dengan penuh berkualiti dan menyeronokkan. Selamat mencuba! : D


Bahan yang digunakan:

1. Seratus potong kertas manila putih berukuran 28 x 28 cm, masing-masing pada salah satu mukanya ada DOTS atau bola merah dengan diameter 2 cm.

Bola-bola ini berjumlah dari 1 hingga 100 pada kad terkini. Dibalik kad terdapat angka yang menyatakan jumlah bola yang ada.

Dots / bola digambarkan secara rawak / menegak di atas kertas tsb.

2. Seratus potong kad yang lebih kecil 14 x 14 cm bertuliskan satu angka merah setinggi 12.5 cm bermula dari angka 1 hingga 100 pada kad terakhir.

Warna merah dipakai kerana ia akan menarik perhatian si anak.

 



A )  Mengenal Bilangan (Kuantiti)
Cara mengajarkan:

1) Ambil kad yang ada SATU bola merah sahaja. Sekarang angkatlah kad tersebut di luar jangkauan tangannya dan katakan kepadanya, "INI SATU". (Jangan sampai si anak melihat benda-benda lain.)

2) Tunjukkan kepadanya sepantas mungkin. Dua atau tiga saat.

3) Kemudian letakkan kad tersebut terbalik di pangkuan kita. Pada mulanya anda akan merasa janggal.
Namun demikian, semakin kita mahir menggunakan kad-kad itu, semakin cepat anak kita dapat memahaminya.

Perlu diingat bahawa angka hanyalah simbol yang mewakili nilai dari bilangan.

4) Sekarang angkatlah kad kedua, dan katakan, "INI DUA".

5) Lakukan seterusnya hingga kad berjumlah SEPULUH BOLA.

Seluruh proses ini  memakan masa kurang dari seminit.

6) Lakukanlah setiap hari. Dalam masa lima hari ia telah mengetahui fakta-fakta nyata dari angka satu sampai sepuluh, tetapi jangan meyuruhnya untuk membuktikan hal itu lebih dahulu.

7) Pada hari keenam, kita singkirkan kad 1 dari kesepuluh kad di pangkuan dan menambah kad 11.

8) Pada hari ketujuh, kita singkirkan kad 2 dan menambah kad 12.

9) Terus lakukan seperti itu hingga angka 100. Kegiatan ini kurang lebih akan memakan masa tiga bulan.

Yakinlah, kegiatan ini akan menghasilkan kemampuan anak yang luarbiasa. Kini ia akan dengan cepat dapat membezakan empat puluh lima bola dan empat puluh enam.


B ) Mengenal operasi  TAMBAH

Pada hari ke-30, anda telah memperlihatkan hingga 35 bola. Semakin banyak yang ditunjukkan bola-bola kepada anak bermakna anda mulai mengajarkan operasi penambahan.

Langkah mengajarkan penambahan :
1) Letakkan bola-bola merah berjumlah dua hingga sepuluh ( 2 – 10 ) di pangkuan anda.

2) Semuanya menghadap ke bawah dan kad berbola dua (2) diletakkan paling atas susunan itu.

3) Dengan semangat katakanlah, "satu tambah satu sama dengan dua " ( 1 + 1 = 2). Kemudian kita perlihatkan kad berbola dua.

Perlihatkan tidak lebih dari satu saat. Jangan menjelaskan erti kata-kata "tambah" atau "samadengan". Katakanlah, "Satu tambah dua samadengan."  Jangan katakan..  " satu tambah dua menjadi ...."

Jika kita mengajar fakta-fakta kepada anak-anak, mereka dapat menarik kesimpulan tentang undang-undang-hukumnya lebih tepat dan cepat.
4) Kemudian katakan, "SATU tambah dua sama dengan tiga" ( 1 + 2 = 3) hingga.. "satu tambah sembilan sama dengan sepuluh" ( 1 + 9 = 10 ) yang kemudian kita memperlihatkan hasilnya.

Lakukanlah tiga kali pada hari pertama, sambil kita meneruskan untuk memperlihatkan kad-kad berbola sebanyak tiga kali sehari. Sebaiknya dilakukan ketika daya fokus anak sedang di kemuncak agar anak lebih mudah menangkap pembelajaran.

5) Pada hari ke-31, ajarkan anak DUA tambah dua, tambah tiga, dan seterusnya hingga tambah lapan.    (2 + 2... 2 + 8 ) Apa yang kita ajarkan adalah erti dari bunyi kata "tambah" dan "Samadengan".
Percaya atau tidak, pada saat kita bertanya "Dua tambah empat samadengan enam" kepada seorang dewasa maka akan terlintas 2 + 4 = 6. Tetapi pada seorang anak akan terlintas dua bola tambah empat bola samadengan enam bola !

Sampai hari ke-31 anak sudah mengenal jumlah yang sebenarnya sampai dengan 40 dan telah dapat menambah dalam gabungan kesemua yang ada sampai dengan 10. Pada tahap ini, anak telah memahami operasi "tambah" dan "Samadengan" walaupun kita tidak memberitahunya.

Mulai hari ke-36, kita tidak perlu mengajarkan dengan urutan tertentu lagi. Anak sudah memahami. Sekiranya anak diberikan soalan penambahan maka dengan cepat ia akan mampu untuk menjawab.

C) Mengenal operasi TOLAK

Pola ini sama dengan pola penambahan.
1) Katakan "sepuluh tolak satu samadengan sembilan " (10 – 1 = 9). Dan perlihatkan sejenak kad berbola sembilan. Kemudian katakan "sepuluh tolak sembilan samadengan satu" (10 – 9 = 1).

2) Pada hari ke-41 ajarkan anak mulai dari duapuluh tolak satu sampai dengan dua puluh tolak sembilan belas. (20 – 1... 20 – 19)
Maka anak2 anda sekarang sedang menerima sembilan waktu belajar yang ringkas setiap hari dengan mengikut urutan seperti berikut: Kad-kad nombor, penambahan, penolakan, kad nombor, penambahan, penolakan, kad nombor, penambahan, penolakan.

3) Pada hari ke-42 mulakan dengan tigapuluh tolak satu hingga tigapuluh tolak duapuluh sembilan      (30 – 1... 30 – 29).
4) Pada hari ke-43 mulakan dengan soalan2 penolakan dalam bentuk dan urutan yang tidak teratur sehingga jumlah 48. Contoh; 31 – 2... 48 – 29... 20 – 10... 34 – 6...
 D) MEMECAHKAN SOALAN.

Kini anak akan mula diajar tentang memecahkan soalan, ingat bukan mengujinya lagi. Mulakan dengan bilangan-bilangan nombor.

1) Berlutut menghadap anak. Ambillah kad dengan 18 bola dan 25 bola.
2) Kemudian mintalah si anak untuk menunjuk pada 25. Permintaan ini diajukan sambil lalu dan riang.
3) Jangan suruh anak mengucapkan duapuluh lima, sebab kita bukan sedang mengajar anak berbicara, tetapi sedang mengajar matematik!
4) Jika anak agak lambat untuk menjawab, katakan dengan gembira, "Yang ini, bukan?" sambil mengangkat kad 25 bola. Inilah cara mengajar yang jujur.

5) Ulang lagi sehingga anak dapat menunjuk dengan betul. Jika ia dapat menjawabnya, pujilah dan peluklah. Katakan kepadanya dia seorang anak yang terpandai yang pernah kita kenal. Hal ini memang betul bukan?

Apabila kita berjaya menimbulkan kegembiraan, anak akan mudah menaruh minat pada matematik untuk selamanya..
Anak akan menjadi yakin bahawa matematik lebih seronok berbanding "Gula-gula". Teruskan mengajar seperti itu dan InsyaAllah anak2 akan lebih cepat meningkatkan prestasinya : )
6) Kemudian beralih pula kepada operasi tambah dan tolak.

7) Jangan berikan waktu khusus untuk memecahkan soalan2, tetapi cuba campuradukkan atau lakukannya bila-bila masa sahaja apabila anak merasa senang. Jangan beri tekanan kepada anak.

D) Mengenal operasi DARAB

1)Hari ke-50, katakan kepadanya kita ingin mengajar pendaraban. Lakukan hal yang sama seperti dahulu.

2)Lalu katakan, "dua darab dua samadengan empat" (2 x 2 = 4) sambil memperlihatkan kad berbola empat. Teruskan sampai "Dua darab lima samadengan sepuluh" (2 x 5 = 10).

3) Pada hari ke-51, mulai dengan "tiga darab tiga samadengan sembilan’’ (3 x 3 = 9). Akhirnya "tiga darab lapanbelas samadengan lima puluh empat" (3 x 18 = 54) .

4) Sampai hari ke-58 kita sampai kepada "sepuluh darab enam samadengan enam puluh " (10 x 6 = 60). Pada waktu mengajarkan pendaraban kita boleh menyelitkan satu soalan perdaraban.

E) Mengenal operasi BAHAGI

1) Pada hari ke-60 katakan kepada anak kita mengajar operasi bahagi.
2) Bermula dengan "Empat bahagi dua samadengan dua" (4 / 2 = 2) hingga “enam puluh empat bahagi dua samadengan tigapuluhdua" (64 / 2 = 32) .

3) Pada hari ke-68 kita sampai pada "tujuh puluh dibahagi sepuluh samadengan tujuh" (70 / 10 = 7).

Kadang-kadang cuba selangi dengan soalan pembahagian.

F) PERSAMAAN

1) Pada hari ke-70, kita mula mengajar anak persamaan.  Katakan kepadanya kita sedang mengajarkan persamaan dengan riang gembira.

Sebetulnya anak sudah mengetahui semua persamaan dua langkah. Sebab, memang 2 + 3 = 5, 70 – 31 = 39, 8 x 8  = 64.
 2) Sekarang berikan soalan persamaan tiga langkah. Contohnya "tujuh tambah tigabelas tolak tiga samadengan tujuhbelas” (7 + 13 - 3 = 17). Kemudian perlihatkanlah kad berbola 17.

3) Setelah kita mengajarkan tiga langkah persamaan maka lanjutkanlah dengan langkah-langkah yang lain.


G) Mengenal ANGKA.

1) Langkah ini amat mudah. Sekarang kita mengambil kad2 yang bertuliskan angka (kad dgn ukuran 14 x 14 cm).

2) Angkat kad yang bertuliskan 1 berwarna merah, dan katakan "ini satu".   
 
3) Lakukan seterusnya hingga hari ke-99. InsyaAllah.. anak akan mengetahui semuanya

Yakinlah apa yang kita ajarkan akan menghasilkan keputusan yang memuaskan. : )


(Sumber: Drajat, penulis buku "Bersahabat dengan Matematika")


Flashcards Mampu Meningkatkan Kecerdasan Anak

edit from : Taufan Surana – www.balitacerdas.com.


"Bagaimana flashcards dan dotcards boleh meningkatkan kecerdasan anak ?"

Jawapannya : Permainan F / D yang dilakukan dengan menunjukkan gambar secara cepat (1 gambar pada saat) akan menekan OTAK KANAN untuk aktif menerima maklumat yang muncul di hadapan mata. (Nota: flashcards dan dotcards ditulis dengan "F / D")


Mengapa harus otak kanan?

Untuk menjawabnya, kita perlu tahu dulu apa perbezaan fungsi otak kiri dan otak kanan.

Tahun 1968, Dr. Roger Sperry pertama kali menemukan perbezaan fungsi otak yang berbeza antara belahan kiri dan kanan. Secara garis besarnya, fungsi yang dikendalikan oleh masing-masing belahan otak adalah sbb:

OTAK KIRI mengendalikan:
- Fikiran sedar
- Analisis, logik, rasional
- Bahasa

OTAK KANAN mengendalikan:
- Fikiran bawah sedar
- Emosi
- Kreatif, intuitif

Mungkin anda pernah mendengar dimana para ahli mengatakan bahawa kita HANYA menggunakan 3% dari seluruh kemampuan otak.

Mengapa? Kerana sebahagian besar kemampuan otak dikunci di dalam fikiran bawah sedar, yang merupakan bahagian dari otak kanan.

Otak kanan akan mengendalikan fungsi:
- Photographic memory
- Speed reading, listening
- Automatic mental processing
- Mass-memory
- Multiple language acquisition
- Computer-like math calculation
- Creativity in movement, music and art
- Intuitive insight

Anda lihat, betapa berkuasanya kemampuan yang tersimpan di otak kanan, sementara hampir seluruh kehidupan kita, baik bermula dari sekolah sampai dengan kegiatan sosial sehari-hari hanya menekankan pada kemampuan otak kiri.

ertinya, sistem pendidikan dan masyarakat hari ini hanya menfokuskan pada kemampuan otak kiri saja. Perkembangan otak kanan seakan-akan ditinggalkan sebaik sahaja anak masuk Sekolah rendah.

di sekolah anak-anak selalu dituntut untuk selalu berfikir logik, rasional, dst., yang merupakan sifat dari fungsi berfikir otak kiri.

Jangan salah faham!

Saya TIDAK mengatakan bahawa perkembangan otak kiri itu tidak diperlukan. Kemampuan otak kiri yang baik SANGAT diperlukan. Tetapi, perkembangan otak kanan JANGAN sampai ditinggalkan!

kita perlu menyeimbangkan kemampuan kedua belahan otak, supaya kecerdasan anak berkembang dengan maksima. Dan sebelum anak-anak kita terlanjur terjun ke dunia otak kiri di sebahagian besar hidupnya nanti, maka tugas kitalah untuk membangunkan otak kanan anak.

Banyak cara yang boleh dilakukan untuk meningkatkan perkembangan otak kanan, antara lain iaitu image training (latihan imajinasi), visualisasi, dll., termasuk juga permainan F / D.

"Berapa jumlah dot yang ditetapkan secara menegak itu? Bagaimana mungkin anak kecil boleh menerima dan memahami? "

Disitulah perbezaan orang dewasa dengan anak-anak kecil. Kita orang dewasa sangat cenderung menggunakan otak kiri untuk menerima segala maklumat, sedangkan anak kecil sangat mudah menerima maklumat dengan menggunakan otak kanannya.

Contohnya, jika saya katakan no.telp. saya adalah 89678524, apakah anda langsung ingat sekarang? Saya yakin sebahagian besar dari kita tidak akan ingat.

Mengapa? Kerana kita menerima maklumat tersebut dengan otak kiri yang kemampuan menyimpan memorinya sangat terhad.

Dr. Makoto Shichida, seorang pakar perkembangan anak balita, dalam bukunya "Right Brain Education in infancy" menjelaskan sebuah hasil penyelidikan di Nippon Medical Center oleh Prof. Shinagawa terhadap seorang budak yang bernama Yuka Hatano.

Yuka Hatano adalah seorang juara dunia mengira cepat, yang mampu menghitung 16 digit soal LEBIH CEPAT daripada kalkulator! Ketika Yuka melakukan perhitungan tersebut, melalui "PET scan" kelihatan bahawa yang mengendalikan fungsi otaknya adalah otak kanan bahagian belakang.

Itulah kehebatan dari otak kanan yang telah berkembang.

Di sekolah Shichida, saya melihat bagaimana kanak-kanak mampu membaca 1 jilid buku hanya dalam waktu 3-5 minit sahaja, dan dia tahu tentang apa isi buku yg dibacanya. Menurutnya, dia seperti memotret tiap-tiap halaman buku tersebut, dan ketika ditanya, dia akan membuka tiap-tiap halaman bukunya di dalam otaknya untuk mencari jawapannya dengan cepat.


Jadi, mari kita berikan stimulasi-stimulasi kepada anak-anak kita sehingga perkembangan otaknya, baik kiri maupun kanan mampu berkembang dengan seimbang.

Jika anda belum pernah tahu apa itu flashcards atau dotcards, dan bagaimana cara membuat dan menggunakannya, maklumat boleh akan anda perolehi dengan cara menghantar e-mel kosong ke:

membaca@balitacerdas.com (untuk flashcards)
matematika@balitacerdas.com (untuk dotcards)
Mengajar Bayi Anda Membaca (Metode Glenn Doman)

"Bagaimana otak kanak-kanak berkembang?"

Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia dari semua makhluk hidup di dunia ini, cuma manusia yang boleh membaca.

Membaca merupakan fungsi yang paling penting dalam hidup dan boleh dikatakan bahawa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Anak-anak dapat membaca sebuah kata ketika usia mereka satu tahun, sebuah perkataan ketika berusia dua tahun, dan sebuah buku ketika berusia tiga tahun-dan mereka menyukainya.

Tahun 1961 sekumpulan ahli dunia yang terdiri atas, doktor, pakar membaca, ahli bedah otak dan psikologi mengadakan kajian "Bagaimana otak anak-anak berkembang?". Hal ini kemudian menjadi satu maklumat yang mengejutkan mengenai bagaimana anak-anak belajar, apa yang dipelajari anak-anak, dan apa yang boleh dipelajari anak-anak.

Keputusan kajian juga mendapatkan, ternyata anak yang kecederaan otak-pun dapat membaca dengan baik pada usia tiga tahun atau lebih muda lagi. Jelaslah bahawa ada sesuatu yang salah pada apa yang sedang berlaku, pada anak-anak sihat, jika di usia ini belum boleh membaca.

Penelitian tentang Otak Kanak-kanak

Bagi otak tidak ada bezanya apakah dia 'melihat' atau 'Mendengar' sesuatu. Otak dapat memahami keduanya dengan baik. Yang diperlukan adalah suara itu cukup kuat dan cukup jelas untuk didengar telinga, dan perkataan itu cukup besar dan cukup jelas untuk dilihat mata sehingga otak dapat
menafsirkan.

Kalau telinga menerima rangsangan suara, baik sepatah kata atau mesej lisan, maka mesej pendengaran ini diuraikan menjadi serentetan impuls-impuls elektrokimia dan diteruskan ke otak yang boleh melihat untuk disusun dan diertikan menjadi kata-kata yang dapat difahami.

Begitu pula kalau mata melihat sebuah kata atau mesej bertulis. Mesej visual ini diuraikan menjadi serentetan impuls elektrokimia dan diteruskan ke otak yang tidak dapat melihat, untuk disusun kembali dan difahami. Baik pusat penglihatan mahupun pusat pendengaran sama-sama menuju ke otak mana kedua-dua mesej ditafsirkan otak dengan proses yang sama.

Dua faktor yang sangat penting dalam mengajar anak:

1. Sikap dan pendekatan ibubapa

Syarat terpenting adalah, bahawa diantara ibubapa dan anak harus ada pendekatan yang menyenangkan, kerana belajar membaca merupakan permainan yang bagus sekali.

Belajar adalah:
- Hadiah, bukan hukuman
- Permainan yang paling menggairahkan, bukan bekerja
- Bersenang-senang, bukan bersusah payah
- Suatu kehormatan, bukan kehinaan

2. Membatasi waktu untuk melakukan permainan ini sehingga betul-betul singkat.

Hentikan permainan ini sebelum kanak-kanak itu sendiri ingin menghentikannya.

Bahan yang sesuai:

a. bahan-bahan dibuat dari kertas putih yang agak kaku (Kad poster)
b. kata-kata yang digunakan ditulis dengan spidol besar
c. tulisannya harus rapi dan jelas, model hurufnya sederhana dan konsisten

Tahap-tahap mengajar:

TAHAP PERTAMA: (perbezaan penglihatan)

Mengajarkan anak anda membaca bermula menggunakan hanya lima belas perkataan sahaja. Jika anak anda sudah mempelajari 15 kata ini, dia sudah bersedia untuk melangkah ke perbendaharaan kata-kata lain.

1. Saiz kad: tinggi 15 cm, panjang 60 cm

2. Saiz huruf, tinggi 12,5 cm dan lebar 10 cm, serta setiap huruf berjarak kira-kira 1.25 cm

3. Huruf berwarna merah

4. Gunakan huruf kecil (bukan huruf kapital)

5. Buatlah hanya 15 kata, misal IBU (UMMI / MAMA / EMAK), BAPA (ABI / PAPA / AYAH)


6. Ke-15 kata-kata pertama harus terdiri dari kata-kata yang paling dikenali dan paling dekat dengan lingkungannya iaitu nama-nama ahli keluarga, binatang kesayangan, makanan kesukaan, atau sesuatu yang dianggap penting untuk diketahui oleh sang anak.

Hari Pertama

Gunakan tempat di rumah yang paling sedikit terdapat benda-benda yang dapat mengalihkan perhatian, baik pendengarannya maupun penglihatannya. Misalnya, jangan ada radio yang dibunyikan.

1. Tunjukkan kad bertuliskan IBU / AYAH atau yang lainnya
2. Jangan sampai ia dapat menjangkaunya
3. Katakan dengan jelas 'ini bacaannya IBU / AYAH'
4. Jangan jelaskan apa-apa
5. Biarkan dia melihatnya tidak lebih dari 1 detik
6. Pamer 4 kad lain dengan cara yang sama
7. Jangan meminta anak mengulang apa yang anda ucapkan
8. Setelah kata ke-5, peluk, cium dengan hangat dan tunjukkan kasih sayang dengan cara yang menyolok
9. Ulangi 3 kali dengan jarak paling sedikit 1,5 jam


Hari Kedua

1. Ulangi pelajaran dasar hari pertama 3 kali
2. Tambah lima kata baru yang harus diperlihatkan 3 kali sepanjang hari kedua. Jadi ada 6 pelajaran
3. Jangan lupa menunjukkan rasa bangga anda
4. Jangan lakukan ujian sebelum waktunya!

Hari Ketiga

1. Lakukan seperti hari ke-2
2. Tambah lima perkataan baru seperti hari kedua sehingga menjadi 9 pelajaran

Hari keempat, kelima, keenam ulangi seperti hari ketiga tanpa menambah perkataan baru.

Hari Ketujuh

Beri kesempatan pada anak untuk memperlihatkan kemajuannya:
1. Pilih kata kesukaannya
2. Tunjukkan kepadanya dan ucapkan denga jelas 'ini apa?'
3. Hitung dalam hati sampai sepuluh
Jika anak anda mengucapkan, pastikan anda gembira dan tunjukkan kegembiraan anda
Jika anak anda tidak memberikan jawapan atau salah, katakan dengan gembira apa bunyi kata itu dan teruskan pelajarannya.

Ancaman

Kebosanan adalah satu-satunya ancaman. Jangan sampai anak menjadi bosan. "Mengajarnya terlalu lambat akan lebih cepat membuatnya bosan daripada mengajarnya terlalu cepat "

Pada tahap pertama ini, dua perkara luar biasa yang telah anda lakukan:

1. Dia sudah melatih indera penglihatan, dan yang lebih penting: dia telah melatih otaknya cukup baik untuk dapat membezakan bentuk tulisan yang satu dengan yang lain.

2. Dia sudah menguasai salah satu bentuk abstraksi yang paling luar biasa dalam hidupnya: dia dapat membaca kata-kata. Hanya ada satu lagi abstraksi besar harus dikuasainya, iaitu huruf-huruf dalam abjad.

TAHAP KEDUA: (kata-kata diri)

Kita mulai mengajarkan anak membaca dengan menggunakan kata-kata 'diri' kerana anak memang mula-mula mempelajari badannya sendiri.

1. Saiz kad 12,5 tinggi dan 60 cm panjang
2. Saiz huruf 10 cm tinggi dan 7,5 cm lebar dengan jarak 1 cm
3. Huruf dan warna seperti tahap pertama
4. Buat 20 kata-kata tentang dirinya, misalnya:

tangan kaki gigi jari kuku lutut mata perut
lidah pipi kuping dagu dada leher paha siku
hidung jempol rambut bibir

5. Dari 3 kelompok kata masing-masing 5 kata di peringkat awal, turun masing-masing 1 kata lama dan tambah dengan 1 kata baru di tahap kedua


6. Dari 20 kata baru pada tahap kedua, ambil 10 kata dan jadikan 2 kelompok kata masing-masing 5 kata

7. Jadi sekarang anda mempunyai:
- 3 kelompok kata dari tahap pertama yang sudah ditambah perkataan-perkataan baru
- 2 kelompok kata baru dari tahap kedua
- Jumlah 5 kelompok kata = 25 kata

8. Lakukan seperti tahap pertama

9. Setelah 5 hari ganti 1 kata dari masing-masing kumpulan dengan kata baru, sehingga anak mempelajari 5 kata baru.

10. Setelah itu setiap hari ganti 1 kata lama dari masing-masing kelompok data dengan 1 kata baru. Dengan demikian setiap hari anak belajar 5 kata baru masing-masing datu dalam setiap kelompok kata, dan 5 kata lama diambil setiap harinya.

Tips:
1. Usahakan jangan ada 2 kata yang bermula dengan yang sama secara berturut-turut, misalnya 'lidah' dengan 'lutut'
2. Anak-anak usia 6 bulan sudah boleh diajar. Lakukan dengan cara yang sama kalau anda mengajarnya
berbicara
3. Ingat, membaca bukan berbicara
4. Usaha mengajar bayi membaca dapat membaca dapat
mempercepat berbicara dan memperluas perbendaharaan kata.

TAHAP KETIGA: (kata-kata 'rumah')

Sampai pada tahap ini, baik orang tua mahupun anak seharusnya bermain permainan membaca ini dengan gembira dan penuh semangat. Ingat bahawa anda sedang menanamkan nilai mencintai belajar
dalam diri anak anda, dan kecintaan ini akan berkembang terus sepanjang hidupnya.

1. Saiz kad 7,5 cm tinggi dan 30 cm panjang
2. Saiz huruf 5 cm tinggi dan 3,5 cm lebar dengan jarak lebih dekat
3. Huruf dan warna seperti tahap tahap kedua
4. Terdiri dari nama-nama benda di sekeliling anak serta lebih dari 2 suku kata, misalnya: kerusi, meja, dinding, lampu, pintu, tangga, tingkap, dll


5. Gunakan cara pada tahap kedua dengan setiap hari menambah 5 kata baru dari tahap ke tiga

6. Setelah kata benda, masukkan kata milik, misalnya: piring, gelas, topi, baju, jeruk, seluar, kasut, dll.

7. Setelah itu masukkan kata perbuatan, misalnya: duduk, berdiri, tertawa, melompat, membaca, dll

8. Pada tahap kata perbuatan, agar lebih menarik, sambil menunjukkan kata tersebut, anda praktikkan sambil katakan 'Ibu melompat', 'kakak melompat', dsb

TAHAP KEEMPAT:

1. Saiz kad 4 cm tinggi dan 20 cm panjang
2. Saiz huruf 5 cm
3. Huruf kecil, warna hitam
4. Pamer kata demi kata seperti tahap sebelumnya lalu gabungkan misalnya 'Ini' dan kata 'bola' menjadi 'ini bola'.
5. Lakukan beberapa kata beberapa kali setiap hari.

TAHAP KELIMA:
1. Pilihkan buku sederhana dengan syarat:
-Perbendaharaan kata tidak lebih dari 150 kata
-Jumlah kata dalam 1 halaman tidak lebih dari 15-20 kata
-Tinggi huruf tidak kurang dari 5 mm
-kalau boleh pastikan teks dan gambar terpisah.
-Carilah yang mendekati keperluan tersebut

2. Salinlah kata-kata yang ada setiap laman tersebut ke dalam satu kad kira-kira ukuran 1 kertas A4. Huruf hitam, saiz tinggi huruf 2,5 cm. Jumlah kad 'susunan kata-kata 'sama dengan jumlah halaman buku. Saiz kad harus sama walaupun jumlah kata tidak sama. Sekarang anda sudah mempunyai kad-kad dengan kata-kata yang ada dalam setiap halaman buku yang akan dibaca anak. Lubangkan sisi kad-kad untuk dijilid menjadi sebuah buku yang isinya sama namun ukurannya lebih besar.

3. Bacakan kad demi kad secara perlahan-lahan, sehingga anak belajar ayat demi ayat.

4. Bacakan dengan ekspresi sesuai dengan ayat yang dibaca
5. Lakukan secara rutin, minima 5 kad sebanyak 3 kali selama 5 hari.
6. Ketika membaca kad pada hari yang lain, kad yang lama sebaiknya diulang. Setelah selesai kad-kad dibaca, simpanlah beurutan di dalam sebuah map atau dibinding seperti buku.

7. Apabila selesai 1 buku, berilah ijazah yg ditandatangani ibu, yg menyatakan bahawa pada hari ini, tarikh ini, pada usia anak sekian, telah selesai dibaca buku ini.


TAHAP KEENAM: (susunan kata dalam ayat)

Pada tahap ini, anak sudah selesai membaca buku yg sebenarnya, kerana dia sudah 2 kali melakukan aktiviti tersebut. Perbezaan saiz huruf dari 5 cm (Tahap 4), 2,5 cm (Tahap 5) dan 5 mm (Tahap 6 ini) adalah sangat bermakna khususnya bagi anak yang masih sangat muda, kerana itu juga bermakna anda membantu
mendewasakan dan memperbaiki indera penglihatannya.


Kunci Kejayaan

1. Jangan membosankan anak
2. Jangan memaksa anak
3. Jangan terlalu tegas
4. Jangan mengajarkan abjad terlebih dahulu
5. Bergembiralah
6. Ciptakan cara baru
7. Jawablah semua pertanyaan anak
8. Berilah buku bacaan yang bermutu

Penutup

Pada dasarnya anak memiliki kemampuan yang luar biasa, khususnya pada usia yg masih kecil. Hanya memerlukan perhatian, kemahuan, ketekunan serta yang paling utama adalah kasih sayang ibubapa untuk membuatnya mampu mengeluarkan potensinya yg luar biasa tsb.

Keinginan ibubapa pada umumnya adalah:

1. Menginginkan anak mereka bahagia di dalam hidupnya dengan menjadikan anak mereka kental dan mampu bersaing.

2. Untuk itu diperlukan anak yg cerdas, baik rasional mahupun emosional serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

3. Anak dapat dikenalpasti sifat ingin tahunya yang tinggi jika banyaknya pertanyaan yg diajukannya.

4. Untuk memuaskan rasa ingin tahunya, anak harus dibimbing supaya mereka gemar membaca.

5. Untuk menjadikan anak gemar membaca, anak terlebih dahulu memerlukan kemampuan membaca dan saranan daripada ibubapa untuk terus membaca buku.

p/s : Semoga dengan membaca buku, anak- anak mampu menjengah jendela ilmu sekaligus meneroka dunia dan melangkaui masa depannya dengan penuh keceriaan. : )


Sumber: Buku "Mengajar Bayi Membaca" - Glenn Doman


Monday, May 23, 2011

15 kesilapan ibubapa dalam mendidik anak-anak



"Harta benda dan anak-anak kamu hanyalah menjadi ujian dan di sisi ALLAH ada pahala yang besar." (Al-Quran Surah At-Taghabun, 64:15)
 

Anak-anak adalah amanah dari ALLAH s.w.t. dan ianya sebahagian dari ujian ALLAH s.w.t. kepada kita hamba-hamba-Nya. Sebagai ujian, ianya akan dipertanggungjawabkan. Orang yang malang ialah orang yang mempunyai ramai anak tetapi anak-anaknya tidak membawa kebaikan kepadanya di akhirat. 

Rasulullah SAW diberitakan telah bersabda : "Tahukah engkau siapakah orang yang mandul." 

Berkata para sahabat : "Orang yang mandul ialah orang yang tidak mempunyai anak." 

Lalu Rasulullah SAW berkata : "Orang yang mandul itu ialah orang yang mempunyai ramai anak tetapi anak-anaknya itu tidak memberi kemanfaatan kepadanya sesudah ia meninggal dunia."-(Maksud Al-Hadith )

1. Kesilapan pertama: Kurang berdoa  

Kurang berdoa semasa mengandung. Antara doa-doa yang digalakkan diamalkan semasa mengandung ialah Saidul (penghulu) Istighfar Doa memohon rahmat (Al-Quran Surah Ali 'Imran, 3 : 8-9) Doa memohon zuriat yang baik (Al-Quran Surah Ali 'Imran, 3 : 38) Doa agar anak mengerjakan solat (Al-Quran Surah Ibrahim, 14 : 40-41) 


Kurang berdoa semasa membesarkan anak. Doa-doa yang digalakkan diamalkan semasa anak membesar ialah Doa agar anak patuh kepada ALLAH s.w.t. (Al-Quran Surah Al-Baqarah, 2 :128) Doa diberi zuriat yang menyejukkan hati (Al-Quran Surah Al-Furqan, 25 :74) Doa supaya nama anak membawa kebaikan kepadanya.
 

2. Kesilapan kedua: Banyak memberi belaian Tarhib (menakutkan) daripada Targhib (didikan atau motivasi) seperti: 
menakutkan anak-anak dengan sekolah, menakutkan dengan tempat gelap, menakutkan dengan hutan rimba atau bukit bukau, menggunakan kekerasan dan paksaan semasa menyuruh anak tidur. 

3. Kesilapan ketiga: Tidak tegas dalam mendidik anak-anak, tidak menjadualkan kegiatan harian anak-anak, terlalu memfokuskan anak-anak kepada sesuatu aktiviti sahaja tanpa mengambil kira perasaan mereka.
 

4. Kesilapan keempat: Menegur anak secara negatif seperti mengeluarkan kata-kata kesat dan maki hamun kepada anak-anak (terutama semasa marah). Membandingkan anak-anak dengan anak-anak lain atau anak orang lain.

5. Kesilapan kelima: Memberi didikan yang tidak seimbang antara jasmani (physical), rohani (spiritual) dan minda (intelektual). Ramai yang lebih mementingkan pendidikan minda dari pendidikan rohani
 

6. Kesilapan keenam: Kurang memberi sentuhan kepada semua anak-anak sedangkan Rasulullah kerap dilihat mendukung cucu-cucunya dan mencium mereka. Diriwayatkan oleh Aisyah r.a. : Pada suatu hari Rasulullah SAW mencium Al-Hassan atau Al-Hussien bin Ali r.a. Ketika itu Aqra' bin Habis At-Tamimiy sedang berada di rumah baginda. Berkata Aqra' : "Ya Rasulullah! Aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium seorang pun dari mereka." Rasulullah melihat kepada Aqra' kemudian berkata : "Siapa yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi."-(Maksud Al-Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim) 


7. Kesilapan ketujuh: Penampilan diri yang kurang anggun dan kurang kemas. Ibu bapa tidak menunjukkan cara berpakaian yang kemas dan yang menepati kehendak syarak bila berada di rumah, iaitu berpakaian secara selekeh atau berpakaian seksi dihadapan anak-anaknya.
 

8. Kesilapan kelapan: Susunan rumahtangga yang tidak kemas. Ini mengakibatkan anak-anak terikut-ikut dengan cara itu dan membesar menjadi pemalas dan selekeh. 


9. Kesilapan kesembilan: Kurang menghidupkan sunnah di rumah seperti memberi salam, makan berjemaah, beribadah bersama-sama, dan sebagainya. Dalam menjawab salam, lazimkanlah menjawab salam dengan yang lebih baik dari salam yang diberi. 



10. Kesilapan kesepuluh: Tidak menggantungkan rotan di tempat yang mudah dilihat oleh anak-anak. Dalam Islam, merotan anak dengan tujuan mendidik adalah satu sunnah. 


11. Kesilapan kesebelas: Kurang mendedahkan anak-anak dengan model yang cemerlang seperti para ulama' dan orang-orang yang berhemah tinggi dan berakhlak mulia. Anak-anak juga patut didedahkan dengan sembahyang jemaah, kuliah agama dan aktiviti-aktiviti yang bersesuaian dengan akhlak Islam.

12. Kesilapan keduabelas: Bertengkar di depan anak-anak. Ini akan menyebabkan anak-anak rasa tertekan dan membenci salah seorang dari ibubapanya. 



13. Kesilapan ketigabelas: Membenarkan orang yang tidak elok sahsiyahnya masuk ke dalam rumah kita, baik dari kalangan sahabat sendiri ataupun sahabat anak-anak, kerana ini akan memberikan contoh yang tidak baik kepada anak-anak yang masih membesar.

14. Kesilapan keempatbelas: Kurang mengawasi rancangan-rancangan yang ditonton samada dari TV ataupun video. Pengawasan dalam hal ini adalah penting kerana kebanyakan rancangan dari media ini menonjolkan akhlak yang kurang baik seperti pergaulan bebas lelaki dan perempuan, pakaian yang tidak menepati syarak dan perbualan yang boleh merosakkan agama anak-anak. 



15. Kesilapan kelimabelas: Terlalu bergantung kepada pembantu rumah untuk mendidik anak-anak. Sebagai ibubapa kitalah yang akan disoal di akhirat kelak akan anak-anak ini. Oleh itu adalah menjadi satu kepentingan kita untuk berusaha memastikan anak-anak terdidik dengan didikan Islam.

Sumber: diubahsuai dari Kuliah Mingguan Surau An-Nur, 10 Jun 1998 oleh Ustaz Khalid Haji Mohd Isa.

TANTRUM : Anak Mengamuk ?


"Afiq menangis, menjerit-jerit dan berguling-guling di lantai kerana inginkan permainan power ranger yang dia lihat di sebuah supermarket di Carrefour. Ibunya sudah berusaha memujuk Afiq dan mengatakan bahawa sudah banyak permainan di rumahnya. Namun Afiq masih berdegil dan terus-terusan menangis. Ibunya menjadi serba salah, malu dan tidak berdaya menghadapi kerenah anaknya. Ibunya tidak ingin membelikan permainan tersebut kerana masih ada permainan lain yang terdapat di rumahnya. Jika tidak dibelikan maka ia kuatir Afiq akan menjerit-jerit dan menangis berterusan, sehingga menarik perhatian semua orang dan orang akan menyangka dirinya adalah ibu yang kejam. Ibunya menjadi bingung, yang akhirnya mendorong siibu membeli permainan yang diinginkan Afiq."

Bijakkah tindakan si Ibu?

Apakah Tantrum ?

Senario diatas merupakan suatu kejadian yang disebut sebagai "Temper Tantrum" atau suatu luapan emosi yang meledak-ledak sehingga tiada kawalan diri. Tantrum bermaksud kemarahan secara tiba-tiba.



Temper Tantrum seringkali muncul pada anak usia 15 bulan – 6 tahun. Tantrum biasanya terjadi pada anak yang hyper-aktif. Tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap "bermasalah", dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Kanak-kanak tidak cukup tidur.
2) Makan dan proses pembuangan najis tidak teratur.
3) Kekok dengan situasi baru atau orang yang dia tidak kenali.
4) Lambat beradaptasi terhadap perubahan.
5) Emosi tidak tenteram (sering negatif).
6) Mudah marah dan mudah menangis.
7) Sukar dialihkan perhatiannya.

Tantrum termanifestasi dalam berbagai perilaku. Berikut adalah beberapa contoh perilaku Tantrum, mengikut peringkat usia:

Dibawah Usia 3 tahun:

•Menangis
•Menggigit
•Memukul
•Menendang
•Menjerit
•Memekik-mekik
•Menghempaskan badan ke lantai
•Memukul-mukulkan tangannya
•Menahan nafas
•Menghentakkan kepala
•Melemparkan barang
•Menyangkung
•Memeluk tubuhnya

Usia 3-4 tahun:

•Perilaku tersebut diatas
•Menghentakkan kaki
•Berteriak
•Meninju
•Membantingkan pintu
•Mengkritik
•Merengek

Usia 5 tahun keatas:

•Perilaku-perilaku tersebut diatas
•Memaki hamun orang lain @ ibubapanya
•Menyumpah
•Memukul kakak @ adik @ kawan-kawannya
•Mengkritik diri sendiri
•Memecahkan barang dengan sengaja
•Mengancam
•Merungut
•Trauma @ fobia keatas sesuatu yang menekan emosi anak.

FAKTOR PENYEBAB TANTRUM

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Tantrum. Diantaranya adalah seperti berikut:

1) Kehendak @ Keinginan Anak Di Halang

Setelah tidak berhasil mendapatkan sesuatu yang dinginkannya, maka si anak akan mudah melepaskan emosi tantrumnya yang bertujuan mendesak ibubapanya agar memenuhi impiannya.

2) Ketidakmampuan anak mengungkapkan dengan perkataan

Kanak-kanak bawah usia 4 tahun memiliki keterbatasan bahasa. Amat sukar sekali untuk mereka menterjemahkan keinginan mereka dalam bentuk bahasa yang mudah untuk kita fahami.

Oleh itu, kondisi mereka yang masih tidak betah telah menekan emosi mereka menjadi kecewa dan secara tidak langsung mewujudkan kekecewaan pada diri mereka dan disampaikan dengan sikap tantrum.

3) Pergerakan yang Terhad

Kanak-kanak yang hyper-aktif sudah biasa dengan pergerakan yang bebas tanpa kongkongan atau batasan. Sekiranya, ibubapa cuba mengawal pergerakan atau hadkan kelakuannya menjadi sopan dan bertertib, maka ini mewujudkan stress pada diri si anak.

Untuk anak melepaskan stress, maka wujudnya tantrum. Sebagai contoh; anak hendak minum menggunakan gelas, ibu atau pengasuh tidak benarkan dan menggantikan dengan cawan plastik; sianak masih bertegas dengan keinginannya, maka telah wujud sifat amarah dalam dirinya dan untuk dia melepaskannya dia akan bersikap tantrum agar kehendaknya diperbolehkan.

4)Asuhan Ibubapa

a. Terlalu dimanjakan apabila semua keinginan dipenuhi dan tetiba ada keinginannya yang lain tidak diikutkan.

b. Asuhan yang tidak konsisten – tidak menerangkan yang mana baik dan yang mana buruk (tiada penjelasan diberikan). Apabila anak melakukan kesilapan dan secara tiba-tiba kita menegur dan menghukum, maka inilah komplikasi yang timbul dengan wujudnya tantrum.

c. Ibubapa bertelagah pendapat yang mana baik @ buruk untuk sianak.

4. Anak merasa penat, lapar atau dalam keadaan sakit.

5. Anak sedang stress

Samada anak penat dengan bebanan tugasan sekolah, dan lain-lain atau kerana merasa tidak aman (insecure).

6. Trauma @ Fobia

Anak diseksa atau pernah menyaksikan sesuatu yang ngeri atau diperkosa sejak kecil. Trauma yang melanda dirinya menjadikan emosinya tak tenteram. Kanak-kanak mengharapkan perlindungan yang aman. Apabila itu terjadi, dia beranggapan bahawa ibubapa tidak memberikan kasih sayang atau keamanan yang diharapkan.

Maka dia akan tantrum untuk melepaskan tekanan yang melanda emosinya. Tantrum ini memakan masa untuk pulih dan akan terbawa sehingga dia dewasa.

BAGAIMANA UNTUK ATASI TANTRUM ANAK ?

Dalam buku "Tantrums Secret To Calming The Storm" oleh La Forge, majoriti berpendapat bahawa tantrum adalah suatu perilaku yang masih tergolong normal yang merupakan sebahagian dari proses perkembangan atau tumbesaran kanak-kanak, suatu tempoh transformasi dalam perkembangan emosi, kognitif dan fizikal sianak. Sebagai bahagian dari proses perkembangan, episod tantrum pasti berakhir.

Beberapa hal positif yang biasa dilihat dari perilaku tantrum adalah bahawa dengan tantrum anak ingin menunjukkan sikap independensinya, ekspresikan individualitasinya, mengemukakan pendapatnya, mengeluarkan rasa marah dan kecewa untuk menyampaikan maksud agar orang dewasa mengerti dengan sikap negatif mereka.

Namun bukan bermakna bahawa tantrum harus digalakkan. Jika ibubapa membiarkan Tantrum berkuasa (dengan memperbolehkan anak mendapatkan apa yang dihajati setelah ia Tantrum, seperti ilustrasi di atas), maka bererti ibubapa sudah menyetujui dan memberi peluang pada anak untuk bertindak kasar dan agresif (walhal sepatutnya ibubapa tidak harus menyetujui kehendak anak).

Ibubapa harus membantah dengan tegas dan memberi penjelasan secara logikal pada anak. Dengan bertindak tegas dalam menangkis Tantrum, ibubapa juga berkesempatan untuk mengajar atau mendidik anak tentang bagaimana caranya beraksi terhadap emosi-emosi yang normal (marah, kecewa, takut, jengkel, dll) secara wajar dan bagaimana bertindak dengan cara yang tepat sehingga tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain ketika sedang merasakan emosi tersebut. Inilah yang dikategorikan sebagai intelligent emotion yakni pamerkan emosi dengan kaedah yang positif.

Kaedah terbaik menangani tantrum anak;

•Mencegah terjadinya tantrum
•Menangani anak yang sedang mengalami tantrum
•Menangani anak pasca(selepas) tantrum

Pencegahan

Tindakan susulan untuk mencegah terjadinya Tantrum adalah dengan mengenali kebiasaan-kebiasaan sianak dan mengetahui secara pasti pada keadaan-keadaan bagaimana muncul Tantrum pada si anak.

Misalnya, jika ibubapa tahu bahwa anaknya merupakan anak yang hyper-aktif dan kalian berada didalam kereta terlalu lama perjalanannya, ini sebenarnya akan menimbulkan stress pada anak dan dia mula menunjukkan tantrum.

Untuk elakkan sianak Tantrum, ibubapa perlu mengatur perjalanan dengan beristirehat di jalan atau di kedai makan untuk memberikan waktu bagi sianak berlari-lari di luar.

Tantrum juga dapat dikesan kerana stres akibat tugas-tugas sekolah yang harus sianak laksanakan. Dalam hal ini, mendampingi anak pada saat ia mengerjakan tugas-tugas dari sekolah (bukan membuatkan tugas-tugasnya) dan mengajarkan hal-hal yang dianggap sukar bagi sianak, akan membantu mengurangi stres pada anak kerana beban sekolah tersebut.

Mendampingi anak bukan sahaja terbatas pada tugas-tugas sekolah, tetapi juga ketika anak sedang bermain, ibu bapa harus menemaninya bersama agar dia tidak merasa keseorangan di saat dia memerlukan perhatian.

Langkah kedua adalah teknik keibubapaan mengasuh anaknya.

Apakah anak terlalu dimanjakan?

Apakah ibubapa bertindak terlalu melindungi (over protective), dan terlalu suka melarang?

Apakah kedua ibubapa selalu seia-sekata dalam mengasuh anak?

Apakah ibubapa menunjukkan konsistensi dalam perkataan dan perbuatan?

Jika anda merasa terlalu memanjakan anak, terlalu melindungi dan seringkali melarang anak untuk melakukan aktiviti yang sebenarnya sangat diperlukan anak, jangan marah jika anak akan mudah tantrum jika kemahuannya tidak dituruti. Konsistensi dan kesamaan persepsi dalam mengasuh anak juga sangat penting.

Jika tiada sepakat, ibubapa sebaiknya jangan berdebat dan berbalah antara satu sama lain di depan anak, agar tidak menimbulkan kebingungan dan rasa tidak aman pada anak. Ibubapa hendaknya menjaga agar anak selalu melihat bahawa ibubapanya selalu sepakat dan rukun damai.

Ketika Tantrum Terjadi

Jika tantrum terjadi dan ibubapa tidak dapat mengawal situasi, maka beberapa langkah patut diambil;

Memastikan situasi sekeliling – Sekiranya sianak tantrum didepan orang awam, bawa anak ke satu sudut yang jauh dari penglihatan awam dan biarkan sianak melempiaskan emosinya disitu untuk seketika. Ketika sianak tantrum, jauhkan darinya benda-benda yang boleh dia capai (barang merbahaya) untuk elakkan dia dari tercedera atau orang lain.

Ibubapa harus bersabar (berkeadaan tenang) – Jaga emosi, mulut dan tangan. Jangan sampai memukul dan berteriak-teriak marah pada anak.

Endahkan (ignore) ketika sianak tantrum – Ketika sianak tantrum, sebaiknya ibubapa jangan memujuk, bercakap, memberi nasihat dan seumpamanya yang bertujuan mengambil hati sianak. Kerana ketika tantrum, perasaan amarah menguasai dirinya dan dia tidak akan mendengar kata-kata nasihat dari ibubapanya. Jalan terbaik ialah membiarkan sianak untuk seketika, biar dia lepaskan kemarahan itu. Tantrum akan cepat berakhir sekiranya ibubapa tidak campurtangan dengan memujuk atau paksaan atau kemarahan.

Jika sianak masih lagi tantrum – Ibubapa hendaklah memeluk sianak dengan dakapan kasih sayang. Akan tetapi ada puka ibubapa yang malu dengan kerenah anaknya yang sedang tantrum. Sikap ini haruslah dibuang jauh-jauh.

Maka moleknya ibubapa hendaklah berada tidak jauh dari sianak dan bercakap dengan sianak sambil menunjukkan bahawa anda sayang padanya. Dengan kaedah itu, sianak berasa lega dan tahu bahawa ibubapanya ada dan tidak menolak sikap negatifnya.

Ketika Si anak Kembali Tenang

Saat Tantrum sianak sudah reda, seberapapun parahnya ledakan emosi yang telah terjadi tersebut, janganlah diikuti dengan hukuman, nasihat-nasihat, teguran, maupun sindiran. Juga jangan diberikan hadiah apapun, dan anak tetap tidak boleh mendapatkan apa yang diinginkan (jika Tantrum terjadi kerana menginginkan sesuatu). Dengan tetap tidak memberikan apa yang diinginkan si anak, ibubapa akan dapat melihat konsistensi dan anak akan belajar bahawa ia tidak boleh memanipulasi ibubapanya.

Ingat, ibubapa hendaklah mendidik anak dengan mengajak anak mendengar (nasihat) kata kita bukan mendengar katanya. Jika sejak mula sudah terbiasa mengikut katanya, inilah kesan sampingan sikap-sikap negatif yang akan terdapat pada diri sianak.

Berikanlah belaian kasih sayang dan rasa aman anda kepada anak. Ajak anak, membaca buku atau bermain bersama. Tunjukkan kepada anak, sekalipun ia telah berbuat salah, sebagai ibubapa anda tetap mengasihinya.

Setelah Tantrum berakhir, orangtua perlu menilai dan menyelidiki semula sebab berlakunya Tantrum oleh sianak. Apakah benar-benar anak yang berbuat salah atau ibubapa yang salah memberi respons perbuatan/keinginan anak? Atau kerana anak merasa kecewa, lapar, atau sakit? Fikir secara positif dan ini perlu, agar ibubapa mampu mencegah Tantrum berikutnya.

Jika anak yang dianggap salah, ibubapa perlu berfikir untuk mengajarkan kepada anak nilai-nilai atau cara-cara baru agar anak tidak mengulangi kesalahannya. Kalau memang ingin mengajar dan memberi nasihat, jangan dilakukan setelah Tantrum berakhir, tapi lakukanlah ketika keadaan sedang tenang dan nyaman bagi ibubapa dan anak.

Waktu yang tenang dan nyaman adalah ketika Tantrum belum dimulai, bahkan ketika tidak ada tanda-tanda akan terjadi Tantrum. Saat ibubapa dan anak sedang gembira, tidak merasa stress, lelah dan lapar merupakan saat yang ideal.

Dari huraian diatas dapat dilihat bahwa jika ibubapa memiliki anak yang "bermasalah" dan mudah menjadi Tantrum, adalah tidak adil jika diletakkan semua kesalahan kepada si ibu atau bapanya. Kebiasaan yang kita dengar orang tua berkata, macam mana perangai ibubapanya maka itulah yang menurun ke anak. Sedangkan ada pelbagai faktor yang boleh menyebabkan anak tantrum atau mudah mengamuk.

Namun harus diakui bahwa ibubapa punya peranan yang besar dalam membimbing anak dalam mengatur emosinya dan membantu anaknya mengatasi Tantrum. Beberapa saranan diatas mungkin berguna bagi anda terutama bagi para ibu/bapa muda yang belum memiliki pengalaman mengasuh anak.

selamat membaca, semoga bermanfaat untuk anda sebagai ibubapa milenium : )

Mendidik Anak Dengan Memukul : Apakah Efektif ?




Memukul anak dengan tujuan mendidik didefinisikan dengan pukulan yang tidak meninggalkan sebarang kesan lebam mahupun luka dan pukulan yang tidak dilakukan ke bahagian-bahagian sensitif badan anak.
Memukul anak seakan sudah menjadi kebiasaan dan salah satu cara ibu-bapa mendidik anak lebih-lebih lagi apabila anak ‘mengamuk’ atau temper tantrum.
Di negara Barat, perdebatan tentang boleh atau tidak memukul anak tidak sampai penghujungnya. Pakar-pakar psikologi dan kajian secara amnya mengatakan bahawa memukul anak boleh memberi kesan negatif kepada anak.        
3 kajian utama yang terlibat secara langsung dalam isu ini adalah:
1.     Dijalankan oleh Lisa J. Berlin yang diterbitkan dalam Child Development Journal. Beliau menganalisa perkaitan pukulan dan keupayaan kognitif (pembelajaran). Hasil kajian beliau mendapati kanak-kanak yang dipukul ketika berusia 1 tahun adalah lebih agresif dan memiliki keupayaan kognitif yang lebih rendah berbanding kanak-kanak yang tidak dipukul.
2.     2 kajian dijalankan oleh Murray Straus yang diterbitkan dalam Journal of Aggression, Maltreatment and Trauma. Hasil kajian beliau mendapati kanak-kanak yang tidak dipukul ketika berusia 2 – 4 tahun memiliki keupayaan kognitif yang lebih tinggi selepas 4 tahun berbanding kanak-kanak yang dipukul.
Kajian-kajian ini walaubagaimanapun tidak benar-benar berjaya membuktikan wujudnya kesan negatif apabila anak dipukul kerana wujudnya banyak faktor yang mempengaruhi pembesaran anak-anak seperti keadaan persekitaran. Kanak-kanak tersebut mungkin juga lahir dengan keupayaan kognitif yang rendah.
Pakar-pakar psikologi pula berpendapat memukul anak akan memberi kesan berikut:
1.     Anak akan model perbuatan tersebut dan memukul orang lain.
2.     Merendahkan nilai diri anak.
3.     Merendahkan nilai diri ibu bapa.
4.     Boleh membawa kepada penderaan.
5.     Memukul tidak mengubah sikap anak sebaliknya menyebabkan anak lebih agresif.
6.     Menaikkan kemarahan anak dan ibu bapa.
7.     Wujud memori buruk dalam pemikiran anak.
8.     Melahirkan rasa takut dalam diri anak.



Dalam Islam, memukul anak dengan tujuan mendidik dibenarkan tetapi hanya sebagai solusi terakhir berdasarkan sabda Rasulullah S.A.W:
Perintahkan anak-anakmu mengerjakan sembahyang bila dia berumur 7 tahun dan pukullah dia bilamana tidak mahu mengerjakan sembahyang semasa berusia 10 tahun dan pisahkan dari tempat tidur.”
Sebenarnya sama ada ingin memukul anak atau tidak adalah bergantung kepada asas pertimbangan ibu bapa sendiri. Fikirkan dahulu adakah anak akan berubah sikap sekiranya dipukul? Adakah memukul anak benar-benar berkesan?
Tips di bawah boleh memberi kesan yang lebih baik untuk menanggani masalah anak tidak dengar cakap atau mengamuk.
1.     Jangan pukul anak dalam keadaan marah. Tenangkan diri dahulu.
2.     Menasihati anak adalah lebih baik. Jika anak tidak mendengar nasihat, duduk supaya sama paras dengan pandangan mata anak dan pegang kedua-dua tangan anak sebelum menasihatinya.
3.     Alihkan anak daripada tempat asal dan asingkan diri daripada anak untuk tempoh 5 – 10 minit. Cara ini dikenali sebagai time out yang memberi masa kepada ibu bapa juga anak untuk bertenang.
4.     Fikirkan hukuman yang lebih sesuai daripada memukul anak. Contohnya membersihkan rumah, tak boleh menonton TV dan sebagainya.
5.     Bisikkan kata-kata nasihat ke telinga anak setiap hari sebelum tidur.
6.     Berdoa kepada Allah S.W.T supaya diberikan anak yang soleh.
7.     Mendidik atau menghukum anak secara konsisten. Peraturan yang sama mesti dipatuhi oleh setiap ahli keluarga.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...